Apr 11, 2012

RIM dan Google Mau Patuh Aturan, Asal...

ilustrasi Data Center

Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel) yakin bahwa perusahaan telekomunikasi dan informasi asing seperti Google dan Research in Motion  sebenarnya mau untuk membangun data centre di Indonesia. Syaratnya, mereka mendapat jaminan keamanan investasi.

"Operator telekomunikasi, seperti RIM, mau kok buat data center di Indonesia. Asal iklim investasinya mendukung. Mereka butuh jaminan mampukah pemerintah menjamin bahwa listrik takkan mati dan lokasi ke pabrik bebas demo?" kata Ketua Umum Mastel 2009 - 2012, Setyanto P Santosa,  di sela-sela Munas Mastel VII di Kantor Indosat, Jakarta, Rabu 11 April 2012.

Mastel menilai, pertimbangan terhadap iklim investasi Indonesia wajar, mengingat hal tersebut yang dibutuhkan investor demi mempertahankan keberlanjutan usahanya. "Kalau tidak ada jaminan maka yang ada merekalah yang mengendalikan pasar. Mereka tetap takkan kehilangan pasarnya, karena mereka tidak harus ada di sini," lanjutnya.

"Maka yang terpenting dari pemberlakukan Peraturan Pemerintah Informasi dan Transaksi Elektronik (RPP ITE)  nanti adalah perbaikan ekosistem investasi tanah air," tuturnya.

Saat ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah memperjuangkan pengesahan draf Rancangan Peraturan Pemerintah Informasi dan Transaksi Elektronik (RPP ITE). Salah satu poin utama dalam RPP tersebut mengatur agar para operator telekomunikasi, asing maupun lokal, harus memiliki data center di Indonesia.

Aturan ini  dinilai akan membuat perusahaan telekomunikasi dan informasi asing seperti RIM atau Google makin jauh dari Indonesia. Sebabnya, keputusan untuk mendirikan data center di negara tertentu turut mempertimbangkan jaminan keamanan investasi di negara bersangkutan.

Menurut Setyanto, tak perlu takut jika RPP ITE disahkan akan membuat perusahaan asing pengelola layanan telekomunikasi dan informasi kabur dari Indonesia, selama iklim investasinya baik.

"Mastel juga punya Pokja untuk membahas itu dan yang terpenting dari regulasi itu ialah bagaimana bisa menciptakan iklim usaha yang nyaman sehingga bisnis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tumbuh. Dan pebisnis hangan hanya mau win-win solution tapi harus loss-loss solution," ucapnya.

0 comments:

Post a Comment