Apr 14, 2012

Riedl: Prestasi Tidak Datang Secara Instan


Alfred Riedl
  Pelatih Alfred Riedl telah kembali ke Indonesia. Pelatih asal Austria itu diundang PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti untuk menangani tim nasional (timnas) senior proyeksi Piala AFF 2012.

Riedl sendiri bukan nama baru di pentas sepak bola Indonesia. Mantan pelatih Laos itu sempat menangani timnas senior saat menghadapi Piala AFF 2010. Meski timnas hanya mampu menempati posisi kedua, Riedl dianggap sukses membangkitkan kembali
euforia masyarakat Indonesia terhadap penampilan tim Merah Putih.

Namun Riedl tidak sempat menyelesaikan sisa kontraknya bersama PSSI. Sebab tak lama setelah rezim berganti, Riedl juga dipecat dari jabatannya. Ketua Umum PSSI yang baru, Djohar Arifin Husin beralasan, Riedl tidak pernah mengikat kontrak dengan PSSI.

Pemecatan ini mendapat protes keras dari Riedl. Dia menuntut agar PSSI membayar sisa gajinya. Riedl bahkan melaporkan pecatannya kepada FIFA. Sayang, Riedl belum juga mendapatkan keinginannya.

Di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang sedang dilanda dualisme kompetisi dan asosiasi, Riedl kembali datang ke Indonesia. Apa yang membuatnya tertarik untuk kembali menangani timnas dan seperti apa langkah yang akan diambilnya ke depan, berikut petikan wawancara wartawan VIVAbola, Jonathan Pandapotan dengan Riedl di Hotel Kepinski, Jakarta, Sabtu, 14 April 2012. 

Apa pendapat Anda mengenai kondisi sepak bola Indonesia saat ini?
Saya pikir, sekarang sepak bola Indonesia berada di titik terendah. Karena masalah antara IPL dan ISL memberikan efek dan hasil yang sangat buruk pada kualifikasi Piala Dunia, terutama kekalahan 0-10. PSSI sebelumnya juga tak mengizinkan pemain ISL gabung ke timnas. Tapi, sekarang tiba-tiba mereka mengubah keputusannya lagi. Masalah ini membuat segalanya sulit.

Lantas kenapa Anda tertarik untuk menangani timnas Indonesia?
Saya selalu melakukan komunikasi dengan Iman Arif (Ketua Badan Timnas Nasional). Mungkin tidak tiap hari, tapi kami selalu melakukan komunikasi. Kami saling bertukar informasi dan memberikan kabar terbaru. Dan komunikasi semakin intens dalam beberapa pekan terakhir. Lalu kira-kira 2 pekan lalu, Iman Arif meminta saya datang dan saat ini saya sedang bebas. Jadi, saya memutuskan untuk bergabung dengan teman saya karena Iman adalah teman saya dan PSSI yang baru juga teman saya.

Ada banyak orang terlibat di PSSI yang baru yang juga sebelumnya sudah saya kenal. Ini adalah alasan saya datang dan juga karena saya diganggu oleh bos-bos IPL. Mereka dulu memecat saya pada Juli 2011 dan ini membuat saya terkejut.

Apa Anda masih sakit hati dengan pemecatan itu?
Saya hanya kaget dan marah karena mereka tidak memberitahukan yang sebenarnya kepada publik. Mereka cuma bilang saya dipecat karena masalah kontrak pribadi. Ini tidak benar. Saya tidak akan mau menandatangani kontrak yang bersifat pribadi. Sampai sekarang mereka tidak membayar sisa kontrak saya. Ini sudah 10 bulan dan mereka tidak peduli.

Setelah PSSI memecat Anda, kasus ini masuk ke FIFA. Bagaimana perkembangannya sejauh ini?
FIFA menemukan masalah dalam kasus ini karena PSSI memberikan informasi, lalu gantian saya memberikan informasi. Ini berakhir pada November 2011. Sudah lima bulan dan hingga sekarang belum ada kabar. Tapi kasus ini sudah berada di tempat di mana mereka mengambil keputusan. Tapi mereka memiliki begitu banyak kasus dan suatu hari nanti mereka akan mengambil kasus saya dan membuat keputusan. Kita masih harus menunggu, tapi saya yakin mereka akan membenarkan saya 100 persen.

Kabarnya Anda telah mengikat kontrak termin pertama dengan PSSI hasil KLB Jakarta hingga 15 Juni 2012 mendatang. Apa yang akan Anda lakukan selama dua bulan ke depan?
Kami belum berbicara tentang kontrak. Kami baru membuat perencanaan agar saya tinggal di sini. Tidak benar rasanya jika Anda berbicara tentang kontrak. Kontrak apa? Tidak ada kontrak dua bulan. Ini lebih mirip perencanaan. Saya tinggal di sini dan mereka membayar saya. Tapi, saya melakukan pekerjaan saya di sini. Saya melakukan sesuatu namun kami tidak membicarakan kontrak. Saya membaca di internet tentang keputusan itu, tapi sejauh ini saya belum dihubungi. Tapi saya yakin, saya akan dihubungi. Sejauh ini saya belum menandatangani kontrak.

Kami berencana untuk menonton pertandingan sebanyak mungkin. Saya akan bertemu dengan beberapa pemain dari ISL. Saya juga akan menonton pertandingan dari IPL. Tapi menurut informasi yang saya terima, liga ini sangat lemah. Hanya ada 12 tim kalau tidak salah. Saya akan coba melakukan komunikasi dengan pelatih-pelatih seperti Rahmad Darmawan dam pelatih lainnya seperti Wolfgang Pikal. Kami juga merencanakan untuk melakukan satu atau dua pertandingan uji coba. Tapi, calon lawan lawannya belum bisa dipastikan dan tanggalnya juga belum pasti karena tergantung pada jadwal liga. Karena, kami butuh waktu tiga hari untuk datang, bermain, dan pulang. Dalam pertandingan uji coba kami tidak menginginkan apa pun, kami hanya ingin menunjukkan sesuatu kepada publik.

Saat ini ada dua kompetisi di Indonesia, yakni Liga Super Indonesia (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL). Bagaimana Anda menghadapi ini mengingat dulu Anda hanya memanggil pemain-pemain dari liga yang berasal dari liga yang diakui PSSI?
Liga Primer Indonesia (LPI) mulai sekitar Desember 2010-Januari 2011. Ini sesudah turnamen Piala AFF. Jadi, tidak ada pertandingan ketika itu, tidak ada pemain yang dipanggil. Pertandingan saat itu adalah Timnas U-23 melawan Turkmenistan. Saat itu, saya tidak tahu satu pun pemain dari IPL. Saya tidak memiliki masalah memanggil pemain dari IPL. Pada bulan Maret 2011 masalah mulai terjadi. Kami tidak punya uang. Kami tidak bisa melakukan persiapan untuk SEA Games. Kami juga ada masalah dengan keberadaan IPL ketika itu. Lalu terjadi kongres sebanyak 2 kali. Jadi, ini bukan saya tidak mau memanggil, tapi memang saya tidak kenal siapa pun dari IPL untuk memperkuat Timnas U-23.

Anda sempat dikabarkan akan menangani timnas Laos dan saat SEA Games Anda juga sempat datang ke Indonesia bersama timnas Laos. Kenapa akhirnya memilih Indonesia?
Tidak. Itu tidak benar. Saya datang sebagai penasihat. Saya tidak punya kekuasaan apa-apa. Saya tidak datang ke latihan, saya tidak mengintervensi tim. Saya hanya datang untuk menonton mereka.

Jadi Anda datang sebagai penasihat?
Ya, tapi untuk Presiden Federasi Sepak bola Laos. Jika Pelatih Laos menginginkan sesuatu, saya akan menasihatinya karena dia adalah teman saya. Tapi saya tidak datang ke sini dengan misi resmi.

Kami melakukan komunikasi. Tapi mereka butuh sponsor untuk membayar saya. Tanpa sponsor mereka tak bisa membayar saya. Tapi, tentu saja saya di Indonesia sekarang dan saya berharap akan bergabung dengan Timnas Indonesia karena ada banyak yang harus dilakukan. Kami memiliki ide-ide dan rencana untuk Piala AFF berikutnya. Mudah-mudahan kami dapat hasil bagus.

Dengan kondisi terakhir sepak bola Indonesia. Apa target Anda bersama timnas?

Pertama saya harus memiliki dulu pekerjaannya. Kami tidak bisa melakukan apa pun kalau kami tidak berkuasa. Tapi, bukan hanya Timnas yang harus berkembang tapi kami juga harus meningkatkan sepak bola Indonesia secara umum. Ini artinya kami harus mulai dari tim-tim usia muda, mulai dari dasar. Kita harus mulai dari bawah ke atas. Kita tidak bisa berbicara tentang tim senior saja. Jika Anda ingin memiliki kekuatan sepak bola di Asia, Anda harus segera mulai. Jika Anda mulai sekarang, Anda akan punya kekuatan sepak bola dalam 10 tahun ke depan. Anda harus punya kesabaran dan bekerja untuk mewujudkannya. Prestasi tidak datang secara instan. Ini adalah targetnya. Tentu saja kita ingin sukses bersama Timnas sekarang, tapi juga adalah pekerjaan saya untuk melihat ke Timnas U-23 dan Timnas U-21 mengenai apa yang terjadi di sana. Saya pikir saya juga harus sedikit terlibat dalam hal ini.

Bagaimana Anda melihat sistem pembinaan di Indonesia?
Sistem pembinaan di sini, di mata saya tidak cukup. Apakah Anda punya banyak kejuaraan untuk usia muda di sini? Anda punya 250 juta penduduk dan begitu banyak orang yang ingin main sepak bola, tapi tidak terjadi apa-apa. Memang terjadi sesuatu, tapi itu tidak cukup. Daerah-daerah perlu mendatangkan pelatih asing bagus untuk membawa ide-ide baru dan mereka bisa bekerja sama dengan pelatih lokal. Sebab pelatih asing tentu membutuhkan informasi dari pelatih lokal. Mereka bisa membawa pengetahuan mereka dari Eropa dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia tentang apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin. Ada banyak hal yang harus dilakukan dan mudah-mudahan suatu hari nanti mereka akan benar-benar mulai pada pembinaan usia dini.

Di Piala AFF 2010, Anda memanggil sekitar 25 pemain. Berapa banyak pemain yang akan Anda pertahankan untuk Piala AFF tahun ini?Saya tidak tahu karena Piala AFF berjarak dua tahun dan pasti ada perubahan. Pemain-pemain bertambah tua. Tapi, saya tidak peduli mereka bertambah tua. Meski usia mereka 40 tahun, jika mereka mampu bermain bagus, maka mereka akan main. Pemain muda, pemain tua, saya tidak peduli. Kalau mereka bagus, mereka akan main. Berapa banyak yang akan dipertahankan sejak skuad lalu saya tidak tahu, karena akan datang pemain-pemain dari IPL, dari luar negeri, dari pemain naturalisasi, dan tentu saja dari Timnas U-23. Akan ada campuran pemain yang besar.

Beberapa hari yang lalu, PSSI Djohar Arifin Husin mengatakan bahwa mereka akan memanggil pemain dari ISL. Apakah Anda khawatir pemain-pemain Anda akan memilih gabung ke sana?
Mengingat apa yang telah saya lihat, saya tidak yakin pemain akan mau gabung dengan mereka. Saya pikir banyak klub-klub yang tidak percaya dengan mereka lagi. Kita harus melihat apa yang terjadi. Semua orang independen dan boleh memilih apa yang mereka mau. Kita harus lihat nanti. Tapi, saya kemarin melihat mereka membuat keputusan untuk membawa 45 pemain ke Yogyakarta. Keputusan ini dibuat Jumat sore dan mereka ingin 45 pemain ini bergabung pada hari Senin. Ada beberapa pemain dari luar negeri dan mereka bermain hari Minggu. Bagaimana mungkin mereka sudah di sini pada hari Senin. Lalu pada Selasa dan Rabu, pertandingan-pertandingan dari ISL juga bermain. Jadi, saya pikir mereka tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Ini sungguh aneh dan tidak masuk akal.

Setelah Anda tiba kembali ke sini, apakah Anda sudah bertemu dengan para pemain?
Belum. Mungkin dalam beberapa hari ke depan saya bisa menemui pemain yang ada di Jakarta. Saya baru seminggu di sini, jadi masih banyak waktu. Saya tidak tahu berapa lama akan tinggal di sini. Mungkin sekitar 6 atau 8 minggu. Saya belum tahu pasti.

Menurut Anda, negara mana yang paling kuat dan di mana posisi Indonesia di Asia Tenggara?
Saya tidak melihat ada tim yang kuat sekarang. Tapi, saya harus mengatakan bahwa Malaysia telah menang begitu banyak dalam beberapa tahun terakhir. Tapi, mereka bukan tim terkuat di Piala AFF terakhir. Indonesia adalah yang terbaik saat itu. Di final di Kuala Lumpur, terjadi gangguan kepada pemain kami seperti laser. Tapi, mereka yang jadi juara. Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia dan Malaysia, kekuatannya tidak berbeda jauh. Dengan sedikit keberuntungan Anda bisa mengalahkan mereka semua dan dengan sedikit ketidakberuntungan Anda bisa dikalahkan oleh mereka semua.

Beberapa klub Indonesia tertarik kepada Anda. Apakah sudah pernah ada tawaran yang masuk?
Ya, saya dapat tawaran dari klub di Indonesia. Ada dua klub yang tertarik kepada saya. Salah satunya sudah menawari saya kontrak dan tinggal tanda tangan. Tapi saya menolak karena saya ingin bergabung dengan Timnas. Tapi mungkin suatu hari nanti saya bersedia melatih klub.

Apakah Anda tahu pemain Indonesia, Andik Vermansyah?
Saya hanya tahu dari namanya. Saya belum pernah melihat dia bermain. Saya tidak mengikuti pertandingan Indonesia di SEA Games karena saya bersama Laos. Tapi, kalau dia bagus, dia bisa bergabung dengan kami.

Banyak orang Indonesia berharap Andik bisa bermain di Eropa. Apa yang dibutuhkan bagi pemain Indonesia untuk bisa bermain di sana?Talenta, keinginan, dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan di Eropa. Karena dia tidak akan memiliki keluarganya atau teman-temannya di sana. Kehidupan akan berbeda, dan sangat dingin. Banyak masalah akan datang seperti homesick. Jika dia pergi ke Eropa, harus ada yang ikut supaya dia tidak sendirian. Mungkin anggota keluarganya atau teman-teman baiknya. Tidak mudah untuk hidup di Eropa.

Bagaimana soal Bambang Pamungkas. Apakah dia kapten yang bagus untuk Timnas?Dia adalah pemimpin terbaik yang pernah saya lihat. Dia pribadi yang sangat baik, dan pemimpin yang sangat bagus. Dan dia memiliki nasionalisme luar biasa dalam bermain untuk negaranya, untuk Indonesia. Dia pria yang sangat baik. Saya kenal banyak pemain, tapi dia sangat luar biasa.

0 comments:

Post a Comment