Anda punya rambut potongan emo? Mungkin ada baiknya mempertimbangkan potongan yang lain. Menurut ahli mata Andrew Hogan, direktur pendidikan Optometrists Association of Tasmania, poni yang jatuh menutupi mata dapat menyebabkan penyakit lazy eye syndrome atau sindrom mata malas
"Jika seorang anak muda berpotongan rambut ala emo dengan poni menutupi satu mata, mata itu tidak bisa melihat detil-detil. Lama-kelamaan, jika berlangsung terus-menerus, itu bisa jadi amblyotic," papar Dr Hogan.
Amblyotic itu sendiri ada gangguan yang dipicu oleh pertumbuhan saraf mata yang tidak sempurna. Hal ini membuat koordinasi gerak dan penangkapan bayangan pada mata kanan dan kiri jadi tidak seimbang. Pada umumnya, sindrom mata malas menyerang anak-anak usia bayi sampai 7 tahun. Untuk usia di atas 7 tahun, kemungkinannya kecil sekali, bahkan hampir tidak ada.
Peringatan itu dikomentari oleh ahli mata lain dari New Jersey, Dr Leonard Press yang mengatakan, "Penyakit itu hanya bisa terjadi kalau usiamu sangat muda dan mata itu tertutupi selama 24 jam sehari selama bertahun-tahun," ujarnya.
Komentar kedua ini didukung oleh Profesor Robert Scott, seorang konsultan mata di Birmingham, "Setelah berumur 7 tahun, kau boleh memotong rambut ala emo dan menutupi satu mata, kapan saja kau mau," katanya.
Davey Havok - AFI: @gaiaonline.com
Menurut sang profesor, satu-satunya yang perlu diwaspadai pemilik rambut emo adalah kemungkinan cedera leher saat mengayun atau melemparkan poni. Pertanyaannya, mengapa dispesialisasikan dalam emo?
Masih jadi perdebatan mengenai esensi emo, tetapi versi yang dipercaya adalah sub-genre dari hardcore yang berkembang di tahun 80-an di Amerika. Dalam perkembangannya, seperti juga genre-genre yang lain, ia mengalami beberapa gelombang dengan jagoan masing-masing. Sebagai fondasi, ada Rites of Spring, Embrace dan Gray Matter. Kemudian, tersebutlah Jawbreaker dan Sunny Day Real Estate yang membawa emo ke ranah mainstream.
Davey Havok dari AFI (A Fire Inside) merupakan salah satu vokalis yang berdandan lengkap. Selain tato, ia juga gemar mengenakan aksesoris tangan serta eyeliner. AFI tak pernah menyebut mereka memainkan emo, tetapi mereka mengakui terpengaruh oleh hardcore era 80-an dan sangat menggemari The Smiths. Dan kalau nama-nama di atas tidak terasa familiar, mungkin My Chemical Romance lebih karib.
Pada akhirnya, emo lebih menyerupai gaya berpakaian daripada genre musik karena kebanyakan band-band yang disebut emo, menolak disebut demikian. Tetapi, ada persamaan dalam gaya berbusana mereka, seperti celana jeans ketat, T-shirt berwarna hitam, penggunaan eyeliner hitam dan tentu saja, gaya rambut poni panjang terurai menutupi wajah. Biasanya, bagian belakang dipotong lebih pendek dan disengaja agar terlihat berantakan.
Mungkin, ini penyebab Andika Kangen Band memotong poninya?
Andika Kangen Band |
ahahah..ihihihi..:p
0 comments:
Post a Comment